Sahabatku, tahukah engkau? Setelah
aku pindah ke Ibu Kota. Aku tidak pernah lagi melihat langit cerah yang biru. Disini
langit selalu muram. Entah karena apa. Meski disiang hari panasnya matahari
sangat terik. Tapi tetap saja langit muram. Tidak secerah dan sebiru beberapa
tahun silam. Tapi aku rasa muramnya
langit tidak hanya untuk penduduk Ibu Kota, tapi untuk seluruh masyarakat bumi.
Tapi malam ini aku bahagia sekali. Kalau kemarin-kemarin langit selalu muram. Tidak
peduli siang ataupun malam. Malam ini langit cerah sekali. Bintang-bintang
bertaburan banyak sekali. Langit kembali cerah.
Kau
harus tahu kenapa hal itu bisa terjadi. Beberapa hari terakhir, langit tidak
kuat lagi untuk terus menerus berwajah muram. Langitpun menangis. Menumpahkan seluruh
kekesalannya pada seluruh masyarakat bumi. Memang betul, saat langit menangis banyak
kilat menyambar kemana-mana. Suara Guntur menggelegar menggetarkan bumi. Burung-burung
bersembunyi disarangnya. Angin berhembus kencang sekali. Pohon-pohon bergoyang
kesana-kemari. Beberapa daun-daunnya tanggal dari tangkainya. Untung saja
langit tidak memanggil temannya si angin tornado. Karena itulah, setelah langit
menangis. Mungkin hatinya menjadi lebih tenang. Sehingga tidak berwajah muram
lagi. Dan malam ini menjadi sangat indah.
Tapi
aku tetap kasihan kepada langit. Kenapa ia harus menanggung masalah yang
diciptakan oleh masyarakat bumi. Karena jika saja penduduk bumi tidak berlaku
seenaknya. Tentu langit tidak akan pernah muram.
Aku hanya
ingin berpesan. Jagalah langit kita. Tidak hanya langit, jagalah juga bumi
kita. Mereka sudah lama sakit dan menderita. Umur langit dan bumi pun sudah
sama-sama tua. Tidakkah engkau kasihan kepada mereka? Jika langit dan bumi itu
manusia, saat ini paru-parunya sudah sangat rusak karena ia menjadi perokok
pasif. Ya, perokok pasif, mereka tidak merokok. Tapi kitalah yang merokok dan
asapnya terhirup terus oleh mereka. Terus-menerus untuk waktu yang sudah lama
sekali.
Bumi ini dan segala yang ada
didalamnya indah bukan. Tidakkah engkau ingin mewariskan keindahan bumi ini
kepada anak cucumu nanti?
Oleh karena itu Kami tetapkan
(suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang
manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena
membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.
Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia
telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang
kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang
jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui
batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. (QS. Al-Maidah : 32)
Dan janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya
dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS.
Al-'A`raf : 56)
Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan
menjadikam kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan
memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya
yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah
nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat
kerusakan. (QS. Al-'A`raf : 74)
So, stop
global warming and save the earth!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar