Sabtu, 15 Desember 2012

Langitku Yang Muram


Sahabatku, tahukah engkau? Setelah aku pindah ke Ibu Kota. Aku tidak pernah lagi melihat langit cerah yang biru. Disini langit selalu muram. Entah karena apa. Meski disiang hari panasnya matahari sangat terik. Tapi tetap saja langit muram. Tidak secerah dan sebiru beberapa tahun silam.  Tapi aku rasa muramnya langit tidak hanya untuk penduduk Ibu Kota, tapi untuk seluruh masyarakat bumi. Tapi malam ini aku bahagia sekali. Kalau kemarin-kemarin langit selalu muram. Tidak peduli siang ataupun malam. Malam ini langit cerah sekali. Bintang-bintang bertaburan banyak sekali. Langit kembali cerah.
                Kau harus tahu kenapa hal itu bisa terjadi. Beberapa hari terakhir, langit tidak kuat lagi untuk terus menerus berwajah muram. Langitpun menangis. Menumpahkan seluruh kekesalannya pada seluruh masyarakat bumi. Memang betul, saat langit menangis banyak kilat menyambar kemana-mana. Suara Guntur menggelegar menggetarkan bumi. Burung-burung bersembunyi disarangnya. Angin berhembus kencang sekali. Pohon-pohon bergoyang kesana-kemari. Beberapa daun-daunnya tanggal dari tangkainya. Untung saja langit tidak memanggil temannya si angin tornado. Karena itulah, setelah langit menangis. Mungkin hatinya menjadi lebih tenang. Sehingga tidak berwajah muram lagi. Dan malam ini menjadi sangat indah.
                Tapi aku tetap kasihan kepada langit. Kenapa ia harus menanggung masalah yang diciptakan oleh masyarakat bumi. Karena jika saja penduduk bumi tidak berlaku seenaknya. Tentu langit tidak akan pernah muram.
                Aku hanya ingin berpesan. Jagalah langit kita. Tidak hanya langit, jagalah juga bumi kita. Mereka sudah lama sakit dan menderita. Umur langit dan bumi pun sudah sama-sama tua. Tidakkah engkau kasihan kepada mereka? Jika langit dan bumi itu manusia, saat ini paru-parunya sudah sangat rusak karena ia menjadi perokok pasif. Ya, perokok pasif, mereka tidak merokok. Tapi kitalah yang merokok dan asapnya terhirup terus oleh mereka. Terus-menerus untuk waktu yang sudah lama sekali.
Bumi ini dan segala yang ada didalamnya indah bukan. Tidakkah engkau ingin mewariskan keindahan bumi ini kepada anak cucumu nanti?
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. (QS. Al-Maidah : 32)
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-'A`raf : 56)
Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. (QS. Al-'A`raf : 74)
                So, stop global warming and save the earth!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar