Malam ini. Aku
bersedih. Ya seperti halnya sebuah hati yang selalu sibuk, mungkin lelah dengan perjalanannya.
Terkadang hatikupun bersedih layaknya hati-hati yang lain.
Ditengah kesedihan
yang kualami. Aku mencoba memikirkan hal lain yang mungkin bisa membuatku lupa
pada kesedihanku. Dan ini dia hasilnya. Here we go!
Aku menatap
langit-langit kamar. Kosong. Yang terlihat hanya bekas bercak-bercak kotor terkena
air karena genteng bocor dan sekarang sudah mengering. Satu-dua cicak telihat
mencoba menangkap nyamuk yang sliweran. Aku mencoba berandai-andai. Bagaimana kalau
buku menjadi idola di negeri ini. Setiap orang menggilai buku. Buku apa saja. Setiap
orang bercita-cita menjadi penulis agar bisa menghasilkan buku mereka sendiri. Semua
iklan di televisi adalah iklan mengenai promosi buku yang baru saja terbit di
toko buku. Orang ramai-ramai mempromosikan buku. Mungkin mbak-mbak seksi yang sering jadi model mobil
sport atau motor GP itu tertarik untuk jadi model launching buku, tidak melulu mejeng
diacara show room mobil-mobil keren atau motor-motor keluaran terbaru. Mungkin sekali-sekali
bisa gantian dengan penulis buku, kalau sedang book signing atau meet and greet
ditemani cewek cantik nan seksi layaknya Rossi yang di payungi cewek cantik ketika
bersiap-siap untuk start balapan, hehe.
Media sibuk
memberitakan kisah-kisah sarat makna yang ditulis oleh penulis tertentu. Atau kisah
lucu nan menggelitik karya penulis yang terkenal humoris tidak hanya dibukunya
saja tapi juga didunia nyata. Sehingga terciptalah suatu pemandangan yang
mencengangkan. Setiap orang, baik anak kecil, orang dewasa, ataupun lansia. Dimanapun
mereka berada, selalu membaca buku. Dirumah, dihalte bus, dikereta, ditempat
rekreasi, everywhere is time to reading or writing ! Amazing ! Osem ! (baca:
Awesome)
Jika televisi sekarang
sibuk bahkan gencar mengiklankan produk baru lengkap dengan kelebihan dan
keunggulannya, seperti iklan mesin cuci, televisi, hape, motor ataupun mobil. Dalam
khayalanku, itu berganti menjadi iklan mengenai buku. Iklan mengenai kehebatan
suatu buku. Yang jika dibaca bisa membuat orang terharu karena ceritanya yang
menyentuh. Atau tertawa terbahak-bahak karena ceritanya yang mengocol dan
mengaduk-aduk isi perut. Atau buku yang agak serius. Buku apa saja.
Ada sales yang
sibuk menjelaskan betapa manis, menyentuh, hebat dan mengagumkannya suatu buku.
Betapa banyak keuntungan yang akan diperoleh pembeli jika membeli buku yang
dipromosikan itu. Para tetangga, teman-teman, sahabat atau pacar, sibuk
merekomendasikan buku yang baru mereka baca kepada orang terdekat mereka. Dijalanan dipenuhi oleh spanduk yang mempromosikan buku. Banyak slogan berceceran dijalanan mengenai membaca buku atau menulis buku. Aku berandai-andai
jika hal itu terjadi. Mungkin negeri ini akan dipenuhi oleh orang-orang kutu
buku yang pintar dan cerdas. Aku harap tidak ada kutu buku yang aneh dan psikopat karena terlalu sering membaca buku mengenai criminal minds. Tidak hanya menjadi kutu buku pasif saja, tapi
juga jadi kutu buku aktif yang turut serta menulis buku. Dan mungkin kutu buku
itu akan jadi aset negara paling berharga karena memiliki integritas yang
tinggi. Mungkin dalam waktu 5-10 tahun mendatang, negeri ini akan menjadi
negara yang maju. Tentu diawali dengan besarnya minat banyak orang dalam
membaca. ”Penulis yang baik, karena ia menjadi pembaca yang baik”
demikian kata Pak Hernowo. Jika saat
itu tiba, mungkin Indonesia akan lebih superior dibanding Amerika. Bisa saja
bukan?
Sehingga indonesia menjadi pusat peradapan buku termahsyur didunia. Menjadi pusat penulis-penulis hebat dan sastra terbaik didunia. Pusat penulis-penulis produktif menghasilkan buku-buku terbaik untuk dunia. Tidak ada lagi kegiatan yang sering digunakan untuk menghabiskan waktu selain membaca dan menulis.
Lagi-lagi aku jadi
berandai-andai lebih dalam. Bagaimana kalau aku membuat komunitas dengan nama
RPBI, yakni Republik Penulis Buku Indonesia. Haha, kayaknya seru.
Untuk membuat komunitas
RPBI aku memang tidak terlalu serius. Tapi aku benar-benar bersungguh-sungguh
untuk bisa menjadi penulis. Penulis buku apa saja. Yang penting memiliki roh
dalam setiap buku yang kutulis. Bisa menginspirasi dan mengajak orang kepada
kebaikan. Sehingga khayalanku tidak hanya terjadi dalam pikiranku belaka. Tapi aku
memang benar-benar melihat bahwa buku telah menjadi idola dinegara ini. Tidak ada
lagi orang yang buta membaca dan gagap menulis. Membaca dan menulis resmi
menjadi aktivitas rutin setiap hari. Dan tidak hanya dilakoni oleh orang-orang
tertentu, atau terbatas dari kalangan tertantu. Tapi juga digemari oleh setiap
orang. Tidak peduli kasta, ras dan status sosial. Dari setiap desa, provinsi,
kota dan akhirnya menyeluruh diseluruh negeri. Menciptakan atmosfir dan nafas
kehidupan yang baru: membaca dan
menulis.
Setiap orang bisa
semangat membangun negeri ini melalui menulis. Memperkaya wawasan dan ilmu anak
bangsa. Seperti tumbuhan yang disiram air, menumbuhkan penerus bangsa menjadi
cendekiawan-cendekiawan muda yang tangguh.
“Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama
besar, maka jadilah penulis”. [Imam Al-Ghazali]
Demikianlah khayalanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar