Selasa, 25 Desember 2012

Aku sedih dan aku berkhayal


Malam ini. Aku bersedih. Ya seperti halnya sebuah hati yang  selalu sibuk, mungkin lelah dengan perjalanannya. Terkadang hatikupun bersedih layaknya hati-hati yang lain.
Ditengah kesedihan yang kualami. Aku mencoba memikirkan hal lain yang mungkin bisa membuatku lupa pada kesedihanku. Dan ini dia hasilnya. Here we go!

Aku menatap langit-langit kamar. Kosong. Yang terlihat hanya bekas bercak-bercak kotor terkena air karena genteng bocor dan sekarang sudah mengering. Satu-dua cicak telihat mencoba menangkap nyamuk yang sliweran. Aku mencoba berandai-andai. Bagaimana kalau buku menjadi idola di negeri ini. Setiap orang menggilai buku. Buku apa saja. Setiap orang bercita-cita menjadi penulis agar bisa menghasilkan buku mereka sendiri. Semua iklan di televisi adalah iklan mengenai promosi buku yang baru saja terbit di toko buku. Orang ramai-ramai mempromosikan buku. Mungkin  mbak-mbak seksi yang sering jadi model mobil sport atau motor GP itu tertarik untuk jadi model launching buku, tidak melulu mejeng diacara show room mobil-mobil keren atau motor-motor keluaran terbaru. Mungkin sekali-sekali bisa gantian dengan penulis buku, kalau sedang book signing atau meet and greet ditemani cewek cantik nan seksi layaknya Rossi yang di payungi cewek cantik ketika bersiap-siap untuk start balapan, hehe.

Media sibuk memberitakan kisah-kisah sarat makna yang ditulis oleh penulis tertentu. Atau kisah lucu nan menggelitik karya penulis yang terkenal humoris tidak hanya dibukunya saja tapi juga didunia nyata. Sehingga terciptalah suatu pemandangan yang mencengangkan. Setiap orang, baik anak kecil, orang dewasa, ataupun lansia. Dimanapun mereka berada, selalu membaca buku. Dirumah, dihalte bus, dikereta, ditempat rekreasi, everywhere is time to reading or writing ! Amazing ! Osem ! (baca: Awesome)
Jika televisi sekarang sibuk bahkan gencar mengiklankan produk baru lengkap dengan kelebihan dan keunggulannya, seperti iklan mesin cuci, televisi, hape, motor ataupun mobil. Dalam khayalanku, itu berganti menjadi iklan mengenai buku. Iklan mengenai kehebatan suatu buku. Yang jika dibaca bisa membuat orang terharu karena ceritanya yang menyentuh. Atau tertawa terbahak-bahak karena ceritanya yang mengocol dan mengaduk-aduk isi perut. Atau buku yang agak serius. Buku apa saja.

Ada sales yang sibuk menjelaskan betapa manis, menyentuh, hebat dan mengagumkannya suatu buku. Betapa banyak keuntungan yang akan diperoleh pembeli jika membeli buku yang dipromosikan itu. Para tetangga, teman-teman, sahabat atau pacar, sibuk merekomendasikan buku yang baru mereka baca kepada orang terdekat mereka. Dijalanan dipenuhi oleh spanduk yang mempromosikan buku. Banyak slogan berceceran dijalanan mengenai membaca buku atau menulis buku. Aku berandai-andai jika hal itu terjadi. Mungkin negeri ini akan dipenuhi oleh orang-orang kutu buku yang pintar dan cerdas. Aku harap tidak ada kutu buku yang aneh dan psikopat karena terlalu sering membaca buku mengenai criminal minds. Tidak hanya menjadi kutu buku pasif saja, tapi juga jadi kutu buku aktif yang turut serta menulis buku. Dan mungkin kutu buku itu akan jadi aset negara paling berharga karena memiliki integritas yang tinggi. Mungkin dalam waktu 5-10 tahun mendatang, negeri ini akan menjadi negara yang maju. Tentu diawali dengan besarnya minat banyak orang dalam membaca. ”Penulis yang baik, karena ia menjadi pembaca yang baik” demikian kata Pak Hernowo. Jika saat itu tiba, mungkin Indonesia akan lebih superior dibanding Amerika. Bisa saja bukan?

Sehingga indonesia menjadi pusat peradapan buku termahsyur didunia. Menjadi pusat penulis-penulis hebat dan sastra terbaik didunia. Pusat penulis-penulis produktif menghasilkan buku-buku terbaik untuk dunia. Tidak ada lagi kegiatan yang sering digunakan untuk menghabiskan waktu selain membaca dan menulis.
Lagi-lagi aku jadi berandai-andai lebih dalam. Bagaimana kalau aku membuat komunitas dengan nama RPBI, yakni Republik Penulis Buku Indonesia. Haha, kayaknya seru.

Untuk membuat komunitas RPBI aku memang tidak terlalu serius. Tapi aku benar-benar bersungguh-sungguh untuk bisa menjadi penulis. Penulis buku apa saja. Yang penting memiliki roh dalam setiap buku yang kutulis. Bisa menginspirasi dan mengajak orang kepada kebaikan. Sehingga khayalanku tidak hanya terjadi dalam pikiranku belaka. Tapi aku memang benar-benar melihat bahwa buku telah menjadi idola dinegara ini. Tidak ada lagi orang yang buta membaca dan gagap menulis. Membaca dan menulis resmi menjadi aktivitas rutin setiap hari. Dan tidak hanya dilakoni oleh orang-orang tertentu, atau terbatas dari kalangan tertantu. Tapi juga digemari oleh setiap orang. Tidak peduli kasta, ras dan status sosial. Dari setiap desa, provinsi, kota dan akhirnya menyeluruh diseluruh negeri. Menciptakan atmosfir dan nafas kehidupan yang baru:  membaca dan menulis.

Setiap orang bisa semangat membangun negeri ini melalui menulis. Memperkaya wawasan dan ilmu anak bangsa. Seperti tumbuhan yang disiram air, menumbuhkan penerus bangsa menjadi cendekiawan-cendekiawan muda yang tangguh.

“Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis”. [Imam Al-Ghazali]

Demikianlah khayalanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar