Jumat, 16 Maret 2012

A Rocket to the Moon-Baby Blue Eyes


Cermin : Cerita Mini

AWAL

Satya's home, Friday 09.00 March 2017

     Aku berada di kerumunan massa. Ada keluarga besarku, Pakde, Bude, Papa, Mama, Adik, dan Keponakanku. Hmm.. seperti ada acara keluarga saja. Tapi acara apa yaa? Tiba-tiba mataku tertumbuk pada sesosok gadis anggun yang muncul dari salah satu pintu. Aku terdiam, membisu cukup lama. Wajah cantik, eksotis dan anggun membuatku tak mampu memalingkan muka walau hanya sekejap. Pesona gadis itu telah menyihir semua orang di ruangan itu. Perlahan ku sadari gadis itu tersenyum kepadaku dan membisikkan beberapa kata yang entah apa maknanya.

    Astaghfirullah.. Satya terbangun dari tidurnya. Mata Satya menyipit mencoba melirik jam dinding yang terpajang di atas rak-rak buku koleksinya. Jam 4 pagi, Satya menyibak selimutnya. Seketika itu pula udara dingin menyeruak menusuk tajam hingga ke sumsum tulang-tulangnya. Untunglah hal itu tidak menyurutkan niat Satya untuk berwudhu dan menunaikan shalat subuh yang merupakan kewajiban sebagai seorang hamba kepada Allah SWT.

    (3 kilometer dari rumah Satya). Seorang gadis sedang bersujud di pagi yang hening. Merangkai cinta dan memanjatkan rangkaian doa dan harapan kepada Tuhannya. Raut wajahnya terlihat kepasrahan dan ketundukkan. Memancarkan kedamaian yang bisa menenangkan siapapun yang melihatnya. Satu lagi, gadis ini sangat cantik. Kau tau anggur? itulah jawabannya, memabukkan.

    Tisa melipat mukenanya sambil melihat kalender. Jum'at, 9 Maret 2017. Jadwalnya lumayan padat. Berkonsultasi dengan dosen pembimbing skripsi, rapat dengan pengurus struktual BEM, menghubungi pengisi acara untuk cooking festival, dan sederet catatan jadwal hari ini, keep moving forward. Tisa tersenyum perlahan, and let's go!

***

    "BRUUKKK!!!" Satya ditabrak seorang perempuan.
"maaf, sa.. saya terburu-buru" gadis itu meminta maaf.
"tak apa" Satya mengangkat alis dan pergi.
Gadis berjilbab itu pun pergi tanpa permisi. Tapi, tanpa sepengetahuan gadis itu, Satya memandanginya dari jauh. "yaa Allah, gadis itu ada di mimpiku semalam".

     Tisa memegang tali ransel erat. Mencoba menghangatkan tangannya yang dingin ketika bertabrakkan dengan lelaki itu, "Sepertinya aku pernah mengenalnya" batin Tisa. Tisa mencoba mengingat-ingat laki-laki yang barusan ditabraknya. Dari stylenya dia mirip Satya. Ahh.. apa mungkin dia Satya? Anggota Divisi Apresiasi Seni UNY?
    Yang pernah Tisa dengar dari teman-temannya, Satya terkenal angkuh dan dingin. Dan satu hal yang sangat khas dari Satya, Headset. Satya jarang melepas headset dari telinganya. Astaghfirullah... kok jadi mikirin Satya? hufft... ampuni aku Rabb.

***

Saturday, March 24, 2017 Yogyakarta State University, Kompleks Fakultas Teknika.

    Satya terhanyut dalam sujud syukur. Akhirnya para penguji skripsi memutuskan untuk meluluskannya. Mereka menilai skripsi Satya mengandung hasil penelitian yang sangat valid dan argumen yang susah dibantah. Ini artinya dalam waktu dekat, sekitar 1 bulan lagi Satya bisa ikut wisuda.

Fakultas Ekonomi UNY.
    Tisa berdebat dengan tim penguji skripsi. Dengan tetap tenang Tisa menjawab satu persatu pertanyaan para penguji. Tisa bisa bernafas lega ketika tim penguji mengakhiri kajian skripsi. "Luar biasa. Selamat, semoga Anda bisa merealisasikan seluruh teori dan hasil penelitian Anda" kata salah satu penguji.
    Tisa tersenyum bahagia dan mengucap syukur. Hari ini satu dari sekian banyak tantangan dan ujian hidupnya telah terlewati. Tisa tau, dia pasti bisa.

***

May, 10th 2017. Auditorium Yogyakarta State University.

     Satya menebar senyum ceria. Satya tampak gagah hari ini. Tangannya menggenggam sebuket bunga. Tanda Satya berhasil lulus dengan predikat cumlaude. Tak sia-sia perjuangan Satya hijrah dari Jakarta ke Jogja untuk menuntut ilmu. Diam-diam Satya mencintai Kota Jogja, kota pelajar yang tenang.
     Saat sedang sibuk melepas rindu dengan orang tuanya, Satya dikejutkan oleh tepuk tangan para hadirin. Ternyata mahasiswa terbaik dipanggil menuju podium dan dipersilakan menyampaikan sepatah-dua patah kata sambutan.

     Satya terpana melihat mahasiswa terbaik itu. Mahasiswa itu adalah gadis yang pernah menabraknya. Dengan kebaya putih dan toga membuatnya terlihat sangat anggun. Satya terdiam cukup lama memperhatikan gadis itu. Tanpa tau apa yang diutarakan gadis itu diatas panggung, yang terdengar ditelinga Satya hanya saat gadis itu memperkenalkan dirinya, Tisa.

     Sesaat Satya termangu, Tisa? apa dia bendahara umum BEM UNY? Mengambil program studi Pendidikan Akuntansi di Fakultas Ekonomi UNY? Yaa.. Satya yakin ia tidak salah orang. "yaa Allah, kenapa aku baru menyadarinya sekarang?".

    Tisa tersenyum kearah Satya. Satya terpaku, heroin bernama cinta itu membuat pikirannya buntu. Tisa, perempuan bermata jeli yang cerdas telah berhasil melelehkan hati Satya.
    Tanpa mereka sadari, pada hari itu mimpi Satya menjadi kenyataan. Pada hari itu dua doa berpilin dilangit sebelum akhirnya melesat secepat cahya kilat menuju Ars Allah Sang Rabbul Izzali.

77. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
78. Maha suci nama Tuhanmu pemilik Keagungan dan Kemuliaan.





00.47 Saturday, March 10, 2012


oleh : Tisa Hanifa


Rabu, 07 Maret 2012

Mereka bilang gue 'Mba'

         Hari ini Bu Retno meminta semua siswa dikelasku untuk berlatih mengerjakan latihan soal Kejurusan Administrasi Perkantoran. Dari membuat surat Bahasa Indonesia, surat Bahasa Inggris, mengetik kecepatan, menangani arsip, mencari informasi tempat wisata di Bali, menangani kas kecil, menerima dan melakukan panggilan telepon dan mempersiapkan materi powerpoint untuk presentasi. Meskipun materi yang harus dipelajari cukup banyak, aku sama sekali tidak takut, Karena aku tahu, sesuatu yang terjadi itu pasti atas ijin Allah. Aku yakin Allah tidak berkonspirasi dengan malaikat untuk mengerjai atau membuat manusia dalam kesulitan jika tidak lain tujuannya adalah untuk memuliakan kita. Dan Allah yang Maha Kasih itu akan menaruh kita dalam kesulitan yang lebih besar daripada kemampuan kita menyelesaikan untuk memuliakan kita dan menjadikan kita lebih kuat karena Dia yakin kita mampu menyelesaikannya. Lalu, kuputuskan malamnya untuk mengerjakan tugasnya diwarnet. Jaraknya dari kostku jika berjalan kaki ditengah hari dengan matahari yang terik cukup untuk membuat beberapa tetes keringat mengucur dari dahi.

***
       Semua tugas yang ada aku kerjakan sambil menyumpal telingaku dengan beberapa lagu, ya kebiasaanku memang mendengarkan lagu menggunakan headset setiap kali browsing didunia maya. Aku pun tidak terlalu serius, karena beberapa materi yang di ujikan sebagian sudah aku kuasai. Setelah selesai, kuputuskan untuk tidak berlama-lama diwarnet. Saat headset yang kupakai kulepas aku terkejut, ternyata diluar sedang hujan, aku tidak sadar karena daritadi terus mendengarkan musik. 'tidak ada pilihan lain, terpaksa aku harus berlama-lama disini sampai hujannya reda', pikirku.
      Setelah membayar biaya 'ngenet', Aku duduk dibangku yang disediakan diluar warnet sambil sekali lagi mendengarkan musik.
       Sejam kemudian hujanpun tidak terlalu deras, berganti dengan gerimis, 'aku rasa aku sudah bisa pulang sekarang', gunamku dalam hati. Lalu aku beranjak dari bangku dan mulai menyusuri jalanan yang basah. Aku pakai tudung sweterku untuk melindungi kepalaku dari gerimis. Jam menunjukan pukul 10:00 malam, suasana sekitar menjadi sangat sepi, yang ada hanya pedagang nasi kucing, rental playstation dan toko serba ada yang masih tetap buka. Ketika berjalan sehabis melewati rel kereta api dan berbelok dekat dealer motor ada beberapa gondes yang sedang bermain gaplek melihat lalu memanggilku, 'hay Mba, mau kemana nih? mau dianterin gaa?.
       DWOONKK!!! EMBAA!!??? Aku dongkol setengah mati, sontak aku melihat kearah gondes-gondes tersebut. Tapi ada satu hal yang mengagetkanku, ternyata mereka terlihat tidak seperti orang yang sedang mengejek, malahan mereka menatapku genit selayaknya cowok pada umumnya menggoda mba-mba seksi yang lewat memakai rok mini. Malah semakin 'ngeri' aku dibuatnya, jangan-jangan mereka 'maho'. Hiiyyy...

***

       Setelah memperhatikan mereka beberapa detik, aku tidak menghiraukan lagi dan terus berjalan. Sekitar 30 meter dari para gondes-gondes itu aku berfikir, 'kenapa gondes-gondes itu memanggilku 'mba'? tanyaku dalam hati. Lalu aku tersadar akan suatu hal, bahwa aku berpenampilan yang kurasa menurut para gondes itu seperti cewek tomboy. Dengan celana jeans pensil, pulpen, spildol..(gaa tau aku apa namanya!!?? -__-"), sweter yang rada gombrong dan tudungnya yang aku kenakan, dan saat itu aku juga mengenakan kacamata yang biasa dipakai guru-guru perempuan muda. Mungkin karena hal itu yang membuat mereka mengira bahwa aku perempuan. Karena saat itu malam hari dan penerangan sekitar kurang memadai, lengkap sudah aku terlihat seperti perempuan tomboy yang baru pulang main dalam cahaya malam yang remang remang.

***

       'kurang ajar tuh gondes-gondes', umpatku dalam hati sesampainya dikost. Meskipun cukup geli sendiri, tapi tetap saja aku kesal. Lalu aku menatap diriku didepan cermin untuk meyakini pikiranku bahwa asumsiku tidak salah, 'ngga mirip kok!, tapi aah... mungkin mata mereka aja yang rabun liatnya, tapi aku ini memang ganteng sih, banyak orang yang bilang gitu kok', ucapku narsis.
      Tidak hanya hari ini, beberapa minggu yang lalu pun aku dikira 'mba-mba', dan yang ini lebih parah. Jika hari ini ada yang bilang aku 'mba' karena suasana malam yang tidak terlalu jelas, beberapa minggu yang lalu aku dipanggil 'mba' karena alasan yang tidak jelas.
      Waktu itu sekitar jam lima pagi, aku keluar kost untuk membeli makanan. Saat aku sedang membuka tutup panci berisi sayur matang diwarung, Ibu yang punya warung bertanya padaku, 'mas, mau beli apa? eh mas apa mba yaa?'.
       TIDAAKKK!!!, aku pun kaget mendengar perkataan Ibu yang punya warung itu. Aku cuma melihat Ibu itu sebentar dan tak aku hiraukan lagi. Ada apa sebenarnya???
Ada seseorang pembeli yang mendengar itu tertawa tertahan, 'hihihihi' ucapnya seperti kucing buang air.

***

      HUUFFFTTTT.... aku menghela nafas panjang setelah kembali ke kost. Tapi aku pikir tidak apalah, lagipula tak ada gunanya aku marah. Yang penting aku tahu bahwa aku 100% cowok sejati, hehehe...

Awas loe yee manggil gue 'mba' !!!

 

Kamis, 01 Maret 2012

Yang Salah Memang Bukan Rok Mini Tapi Pemakainya

Sekumpulan perempuan kurang iman membentangkan spanduk bertuliskan, 'My rok is my right' dan 'Don't tell us how to dress Tell them not to rape', ada pula yang berteriak: ”jangan salahkan rok mini kami, salahkan otaknya”. Demikian yang terlihat di Bundaran HI hari ini dalam rangka demo menentang ucapan gubernur DKI Jakarta yang dianggap menyalahkan para wanita berpakaian minim sehingga memicu terjadinya pemerkosaan di angkot yang marak belakangan ini.
Sekilas memang suara-suara ini bisa dimaklumi sebagai reaksi dari pernyataan sang gubernur. Tapi kalau mau dicermati lebih jauh sebenarnya ada hidden agenda dibalik demo semacam ini yaitu kampanye liberalisme berselubung pembelaan terhadap hak asasi. Apalagi terungkap dalam spanduk berbahasa Inggris itu yang kalau diartikan, ”Rokku adalah hakku” dan ”Jangan ajari kami bagaimana berpakaian, ajari saja mereka supaya tidak memperkosa”. Pemerkosa itu memang jahanam, bajingan, brengsek, bangsat, kampret putra kalong dan makian lainnya, tapi bukan berarti pakai rok mini jadi sebuah kebenaran.
Perumpamaan mereka sama dengan orang yang menaruh sepeda motor tanpa dikunci di jalanan lalu motornya diambil pencuri. Kemudian datanglah pejabat mengatakan hendaknya motor dikunci lalu ditaruh di tempat yang aman. Eh, yang motornya dicuri malah protes, ”Jangan ajari kami cara menyimpan motor, ajari mereka supaya tidak mencuri”. Sama bukan permisalannya? Kalau sudah sama berarti anda bisa paham dimana letak salahnya. Apakah dengan menyalahkan pemilik motor yang menaruh motor sembarang berarti kita membenarnya tindakan si pencuri? Tentu saja tidak.
Memakai rok mini di tempat umum jelas sebuah kesalahan baik dilakukan oleh pria maupun wanita muslim. Kalau dilakukan oleh pria maka tak perlu repot mencari dalil agama untuk membuktikan kesalahannya. Sedangkan kalau dipakai oleh wanita barulah memerlukan dalil agama untuk membuktikannya, dan itu sudah cukup jelas tak perlu dibahas. Sebagai muslim kita yakini bahwa Tuhan mengajarkan para wanita muslimah untuk menutup aurat. Nah, berani ngga para wanita sekuler ini mengatakan kepada Tuhan, ”Hey Tuhan, jangan ngajari kami cara berpakaian, hukum saja pemerkosanya”?!

Ada beberapa golongan dineraka :
[1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan
[2] para wanita yg berpakaian tp telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)
An Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan bahwa ada beberapa makna kasiyatun ‘ariyatun (berpakaian tapi telanjang).

Makna pertama: wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.

Makna... kedua: wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah.

Makna ketiga: wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang.

Makna keempat: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun (berpakaian tapi telanjang) adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah Muslimah, 125-126)
Lalu apakah wanita non muslim punya hak untuk itu? Masalah membangkitkan gairah bukan lagi masalah agama, tapi masalah karakter manusia. Yang namanya laki-laki tentu akan terbangkit birahi bila melihat yang seksi. Tak peduli apakah dia orang biasa ataukah ulama, semuanya sama selama orientasi seksualnya normal adanya.
Pernah terjadi dialog antara seorang ulama dengan orang sekuler di dalam kereta. Si sekuler mengatakan apa salahnya perempuan buka aurat, yang salah adalah pikiran pria yang tak mampu mengendalikan diri. Lalu si ulama mengeluarkan jeruk nipis dan memotongnya di hadapan si sekuler. Terlihat bagaimana si sekuler ini menahan liurnya. Si ulama ini bertanya, ”Mengapa kamu tidak bisa menahan air liurmu saat ku potong jeruk ini?” Dia menjawab, ”Sudah menjadi fitrahnya air liur akan berair melihat sesuatu yang masam”. Si Ulama menimpali, ”Begitu pula fitrah pria akan terangsang kalau melihat keseksian di hadapannya. Kalau dipancing terus lama-lama imannya akan goyah juga. Apalagi yang memang tidak beriman.” Tentu bukan salah rok mininya. Karena rok mini boleh saja dipakai kalau di hadapan suami.
Menyalahkan rok mini bukan berarti mencari pembenaran untuk tindak perkosaan, tapi adanya otak porno juga tak bisa dilepaskan dari pancingan pihak-pihak yang sengaja mempertunjukkan keseksian di hadapan si otak porno tadi. Lalu coba tanya kepada para pemakai rok mini, apa tujuannya memakai pakaian seperti itu? Tentu ada yang ingin ditunjukkan bukan? Kalau tidak ada yang ingin ditunjukkan bukankah lebih baik pakai celana panjang (yang tidak ketat), lebih bebas bergerak dan tak risih dipandang orang atau rok panjang yang sampai menutupi mata kaki.
Aneh juga sikap sebagian wanita yang suka pamer anggota tubuh, di saat laki-laki tentunya malu pakai celana pendek naik kendaraan umum atau pergi ke kantor (kecuali Bob Sadino). Seolah mereka bangga mempertunjukkan bagian seksi itu kepada para pria, kalau tidak bangga lalu apa dong tujuannya?

SAAT TAK MAMPU MEMILIH

Disadari atau tidak, sesungguhnya kita tidak mampu memilih dalam cinta.
Karena cinta datang kepada siapa saja dan membuat setiap orang mencintai siapa saja,
meskipun pada awalnya pilih-pilih, ingin kekasih yang seperti ini, ingin yang seperti itu.
Tapi saat cinta hadir, hak untuk memilih tidak lagi berarti karena tertutupnya logika oleh
cinta yang sebelumnya belum pernah dipilih. Janganlah menyesal atas cintamu.
Bersyukurlah kepada Rabb-mu, karena itu adalah bukti iman atas ketetapan yang ditujukan untukmu saat ini. Jalanilah dengan ikhlas, meskipun kamu mencintai seseorang yang tidak seperti bayangan indahmu selama ini, tapi niscaya kamu akan bahagia dengan sesuatu kebaikan yang belum mampu kau lihat darinya.
Berhentilah menuntut banyak dan menuntut  untuk dibahagiakan, tapi sibuklah untuk membahagiakan. Yakinilah hatimu saat kau mampu melihat kebaikan dari setiap tindakannya. Perhatikanlah saat orang yang kau berikan sedikit dari cintamu itu tetap berusaha menjadi bagian dari hidupmu, meskipun kau sering tak perhatikan cintanya kepadamu. Karena itu bukti  bahwa ia sungguh mencintaimu.
Galilah hikmah sedalam-dalamnya atas cintamu, karena kamu akan mendapat banyak pelajaran untuk mampu mencintai dalam ketulusan. Karena yang terpenting adalah bagaimana kita menjalani hidup ini dengan bersyukur atas ketetapanNya. Karena jika kamu terlalu banyak memilih, kamu tak akan pernah puas, karena dihidup ini akan selalu ada yang lebih 'right'.
So, cintailah  apa yang telah kamu miliki, karena dengannya kamu tidak butuh yang lain.
...