Rabu, 07 Maret 2012

Mereka bilang gue 'Mba'

         Hari ini Bu Retno meminta semua siswa dikelasku untuk berlatih mengerjakan latihan soal Kejurusan Administrasi Perkantoran. Dari membuat surat Bahasa Indonesia, surat Bahasa Inggris, mengetik kecepatan, menangani arsip, mencari informasi tempat wisata di Bali, menangani kas kecil, menerima dan melakukan panggilan telepon dan mempersiapkan materi powerpoint untuk presentasi. Meskipun materi yang harus dipelajari cukup banyak, aku sama sekali tidak takut, Karena aku tahu, sesuatu yang terjadi itu pasti atas ijin Allah. Aku yakin Allah tidak berkonspirasi dengan malaikat untuk mengerjai atau membuat manusia dalam kesulitan jika tidak lain tujuannya adalah untuk memuliakan kita. Dan Allah yang Maha Kasih itu akan menaruh kita dalam kesulitan yang lebih besar daripada kemampuan kita menyelesaikan untuk memuliakan kita dan menjadikan kita lebih kuat karena Dia yakin kita mampu menyelesaikannya. Lalu, kuputuskan malamnya untuk mengerjakan tugasnya diwarnet. Jaraknya dari kostku jika berjalan kaki ditengah hari dengan matahari yang terik cukup untuk membuat beberapa tetes keringat mengucur dari dahi.

***
       Semua tugas yang ada aku kerjakan sambil menyumpal telingaku dengan beberapa lagu, ya kebiasaanku memang mendengarkan lagu menggunakan headset setiap kali browsing didunia maya. Aku pun tidak terlalu serius, karena beberapa materi yang di ujikan sebagian sudah aku kuasai. Setelah selesai, kuputuskan untuk tidak berlama-lama diwarnet. Saat headset yang kupakai kulepas aku terkejut, ternyata diluar sedang hujan, aku tidak sadar karena daritadi terus mendengarkan musik. 'tidak ada pilihan lain, terpaksa aku harus berlama-lama disini sampai hujannya reda', pikirku.
      Setelah membayar biaya 'ngenet', Aku duduk dibangku yang disediakan diluar warnet sambil sekali lagi mendengarkan musik.
       Sejam kemudian hujanpun tidak terlalu deras, berganti dengan gerimis, 'aku rasa aku sudah bisa pulang sekarang', gunamku dalam hati. Lalu aku beranjak dari bangku dan mulai menyusuri jalanan yang basah. Aku pakai tudung sweterku untuk melindungi kepalaku dari gerimis. Jam menunjukan pukul 10:00 malam, suasana sekitar menjadi sangat sepi, yang ada hanya pedagang nasi kucing, rental playstation dan toko serba ada yang masih tetap buka. Ketika berjalan sehabis melewati rel kereta api dan berbelok dekat dealer motor ada beberapa gondes yang sedang bermain gaplek melihat lalu memanggilku, 'hay Mba, mau kemana nih? mau dianterin gaa?.
       DWOONKK!!! EMBAA!!??? Aku dongkol setengah mati, sontak aku melihat kearah gondes-gondes tersebut. Tapi ada satu hal yang mengagetkanku, ternyata mereka terlihat tidak seperti orang yang sedang mengejek, malahan mereka menatapku genit selayaknya cowok pada umumnya menggoda mba-mba seksi yang lewat memakai rok mini. Malah semakin 'ngeri' aku dibuatnya, jangan-jangan mereka 'maho'. Hiiyyy...

***

       Setelah memperhatikan mereka beberapa detik, aku tidak menghiraukan lagi dan terus berjalan. Sekitar 30 meter dari para gondes-gondes itu aku berfikir, 'kenapa gondes-gondes itu memanggilku 'mba'? tanyaku dalam hati. Lalu aku tersadar akan suatu hal, bahwa aku berpenampilan yang kurasa menurut para gondes itu seperti cewek tomboy. Dengan celana jeans pensil, pulpen, spildol..(gaa tau aku apa namanya!!?? -__-"), sweter yang rada gombrong dan tudungnya yang aku kenakan, dan saat itu aku juga mengenakan kacamata yang biasa dipakai guru-guru perempuan muda. Mungkin karena hal itu yang membuat mereka mengira bahwa aku perempuan. Karena saat itu malam hari dan penerangan sekitar kurang memadai, lengkap sudah aku terlihat seperti perempuan tomboy yang baru pulang main dalam cahaya malam yang remang remang.

***

       'kurang ajar tuh gondes-gondes', umpatku dalam hati sesampainya dikost. Meskipun cukup geli sendiri, tapi tetap saja aku kesal. Lalu aku menatap diriku didepan cermin untuk meyakini pikiranku bahwa asumsiku tidak salah, 'ngga mirip kok!, tapi aah... mungkin mata mereka aja yang rabun liatnya, tapi aku ini memang ganteng sih, banyak orang yang bilang gitu kok', ucapku narsis.
      Tidak hanya hari ini, beberapa minggu yang lalu pun aku dikira 'mba-mba', dan yang ini lebih parah. Jika hari ini ada yang bilang aku 'mba' karena suasana malam yang tidak terlalu jelas, beberapa minggu yang lalu aku dipanggil 'mba' karena alasan yang tidak jelas.
      Waktu itu sekitar jam lima pagi, aku keluar kost untuk membeli makanan. Saat aku sedang membuka tutup panci berisi sayur matang diwarung, Ibu yang punya warung bertanya padaku, 'mas, mau beli apa? eh mas apa mba yaa?'.
       TIDAAKKK!!!, aku pun kaget mendengar perkataan Ibu yang punya warung itu. Aku cuma melihat Ibu itu sebentar dan tak aku hiraukan lagi. Ada apa sebenarnya???
Ada seseorang pembeli yang mendengar itu tertawa tertahan, 'hihihihi' ucapnya seperti kucing buang air.

***

      HUUFFFTTTT.... aku menghela nafas panjang setelah kembali ke kost. Tapi aku pikir tidak apalah, lagipula tak ada gunanya aku marah. Yang penting aku tahu bahwa aku 100% cowok sejati, hehehe...

Awas loe yee manggil gue 'mba' !!!

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar